LAPORAN KUNJUNGAN KE PT. TERMINAL
PETIKEMAS SURABAYA
Di susun oleh :
Fitria
Wisnu Wardhani / 01218024
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
2019
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
PT Terminal Petikemas
Surabaya (TPS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan fasilitas
petikemas untuk perdagangan domestik maupun internasional dan merupakan
terminal berstandar kelas dunia di Indonesia serta berbagai pintu gerbang ke
Kawasan Indonesia bagia timur, dengan motto perusahaan Reliable Terminal wit
Service Excellence, kepuasaan pelanggan menjadi prioritas utama TPS. PT.
TPS melayani transaksi operasional 24 jam setiap harinya sehingga jika terjadi downtime
yang menyebabkan ketidaksediaan transaksi merupakan hal yang tidak dapat di
toleransi oleh pihak manajemen selain menyebabkan kegiatan transaksi juga
berdampak pada loyalitas serta image perusahaan pada pelanggang.
Pada TPS terdapat 2
database utama Oracle versi 9i yang mendukung transaksi yaitu tops (terminal
operation system) dan topb (terminal operation backup) dimana tops berperan sebagai primary database
sedangkan topb sebagai standby databse, salah satu tujuan dari adanya standbay
database ini adalah untuk mengambil peran dari primary database ketika terjadi
failure pada primary. Seorang DBA ( Database Administrator ) harus intervensi
ke lapangan secara langsung untuk mengaktifkan standbay menjadi primary. Hal
ini menyebabkan waktu downtime tidak dapat dihindari dikarenakan seorang DBA
tidak bisa 24 jam onsite memantau database secara terus menerus.
Standart target
produktivitas kecepatan bongkar muat PT.TPS adalah 25 box perjam untuk crane
dan45 box perjam untuk kapal. Salah satu komponen biaya jasa di TPS untuk
standard/dry cargo container dengan ukuran box 40ft sebesar Rp 805.000/box,
jika terjadi ketidaktersediaan transaksi maka estimasi kerugian dengan standard
produktivitas 45 box/jam adalah Rp 805.000 x 45 = Rp 36.225.000 per jam.
Sedangkan minimal estimasi downtime database ketiva DBA tidak berada ditempat
adalah 45 menit.
Perusahaan juga
dihadapkan pada berbagai kemungkinan terjadinya gangguan system yang berpotensi
menimbulkan kehilangan data dan terhambatnya kelangsungan proses bisnis yang
merugikan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan system high availability yang
tepat untuk mendukung transaksi operasioanl 24 jam tanpa adanya gangguan pada system yang
menampung ketersediaan transaksi.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman
pelayanan PT Terminal Petikemas Surabaya ?
2. Apa penyebab waktu tunggu kapal pada pelabuhan tanjung
perak Surabaya ?
3. Bagaimana prosedur penerimaan barang di PT Terminal
Petikemas dari produsen sampai ke dermaga?
1.3
Tujuan
Pembuatan laporan
Tujuan dari pembuatan laporan Kunjungan Industri ini
adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai
Pertanggung jawaban setelah melakukan kunjungan Industri ke PT Terminal
Petikemas Surabaya
2.
Sebagai tugas mata
kuliah Ekonomi Internasional
1.4
Waktu dan Tempat
Kunjungan industri ini dilaksanakan pada tanggal 27 Juni
2019 ke PT Terminal Petikemas Surabaya di Jalan Tanjung Mutiara No 1
PEMBAHASAN
1. Gambaran
Umum PT Terminal Petikemas Surabaya
PT
Terminal Petikemas Surabaya (TPS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan fasilitas
terminal petikemas untuk
perdagangan domestik maupun
internasional bagi pelaku usaha di wilayah Indonesia Timur. PT. TPS juga
menyediakan jasa transportasi pengiriman barang secara efisien dan tepat waktu.
Saat ini
TPS mengantongi ISO 9001
(standar mutu), ISO
14001 (standar lingkungan), OHSAS
18001 (standar keselamatan dan kesehatan kerja), dan ISPS Code (standar
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan). TPS juga merupakan satu-satunya
terminal di Indonesia dan satu-satunya operator terminal di Indonesia yang
memiliki sertifikat C-TPAT dan ISO 28000:2007 (sistem manajemen keamanan untuk
rantai pasok)
2. Visi,
Misi dan Motto PT Terminal Petikemas Surabaya
PT.
Terminal Petikemas Surabaya memiliki visi dan misi, adapun visi dan misi PT.
Terminal Petikemas Surabaya sebagai berikut :
a.
Visi
PT Terminal
Petikemas Surabaya, sebagai
sebuah terminal berstandar kelas dunia di Indonesia,
berkomitmen untuk mempertahankan posisi TPS yang unik dan menonjol
yaitu sebagai Pintu Gerbang ke
Kawasan Indonesia Bagian Timur, untuk
memastikan bahwa perusahaan
mampu menyediakan layanan bermutu yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan untuk menyediakan layanan terbaik
bagi para pelanggan. Dengan motto perusahaan yaitu Reliable Terminal with
Service Excellence (Terminal Terpercaya
dengan Layanan Sempurna), kepuasan
pelanggan menjadi prioritas
utama TPS. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan berupaya untuk :
1. Menyediakan
dan memastikan bahwa layanan yang diberikan kepada para pelanggan, yaitu
memuat dan membongkar
petikemas tepat waktu dan terjadwal.
2. Menyediakan layanan
ekstra kepada para
pelanggan apabila petikemas mereka membutuhkan
tempat lebih banyak
atau peralatan tambahan lainnya, sepertireefer
plug yang digunakan untuk mempertahankan suhu dingin petikemas.
3. Menyediakan fasilitas tambahan lain,
pada saat pembongkaran atau pemuatan petikemas, seperti penyediaan
air bersih atau bahan bakar.
4. Mengutamakan kepuasan
para pelanggan dengan
menyediakan layanan bagi mereka
dengan sepenuh hati.
b.
Misi
Misi
PT Terminal Petikemas Surabaya adalah
menjadi suatu perusahaan yang terus
maju, tanggap, dapat
dipercaya, yang menyediakan
fasilitas terminal petikemas yang
dapat memenuhi semua
permintaan baik untuk
perdagangan domestik maupun internasional bagi seluruh masyarakat
perdagangan di kawasan Indonesia
bagian timur.Untuk mencapai
sasaran tersebut, perusahaan
berupaya untuk :
1. Menyediakan
jasa layanan transportasi kepada para pelanggan
yang dapat menjamin pengiriman barang yang aman, efisien, dan tepat
waktu
2. Menjamin terpeliharanya lingkungan
kerja yang aman
dan bersahabat dengan lingkungan.
3. Mengembangkan
potensi para pegawai secara optimal.
4. Ikut meningkatkan
kegiatan perdagangan guna
menjamin tercapainya sukses bisnis
serta mengupayakan tingkat
pengembalian investasi yang wajar kepada para pemegang saham.
5. Berupaya
menggalang dukungan dari masyarakat luas dalam menjalankan perannya sebagai
perusahaan milik masyarakat
c.
Motto
Reliable Terminal
with Service Excellence Sebagai sebuah
terminal petikemas yang berhubungan
dengan pembeli baik
dalam atau luar
negeri, maka perusahaan harus
menjadi yang dapat diandalkan dan terpercaya. Oleh karena itu, untuk menjadi
terminal petikemas yang
dapat diandalkan, perusahaan
harus didukung oleh layanan
yang sempurna. TPS
mendorong para pegawai
dan para rekanan bisnis untuk
meraih kesempurnaan layanan terhadap para pelanggan
“RELIABLE”
terdiri
atas:
R:
Responsive, TPS harus tanggap
terhadap keluh kesah
pelanggan
E:
Empathy, TPS harus berempati terhadap masalah
pelanggan
L:
Learning, TPS menerima pengalaman
sebagai sarana pembelajaran
dalam proses
masa
depan yang lebih baik lagi
I:
Innovation, layanan TPS didukung oleh peralatan dan sistem komputer terkini
A:
Ability, layanan TPS
didukung oleh orang-orang
yang ahli di
bidangnya
B:
Benefit, para pelanggan
menikmati keuntungan dari
layanan TPS
L:
Leading, TPS memimpin di garis depan dalam mutu layanan
E:
Effective and Efficient, TPS melaksanakan strategi tepat guna dalam menghadapi
persaingan
bisnis.
Fasilitas
PT. Terminal Petikemas Surabaya Untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat peti
kemas, maka Terminal Peti Kemas harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas
(Salim,1994), Fasilitas dalam sebuah terminal peti kemas yang menjadi penunjang
kelancaran penanganan aktivitas bongkar muat adalah sebagai berikut ini :
1. Berth
(Dermaga) Sebagai tempat bersandarnya kapal dan mempunyai panjang dan kedalaman
tertentu disesuaikan dengan jenis kapal yang berlabuh. PT. Terminal Peti Kemas
Surabaya memiliki 2 dermaga sebagai berikut :
·
Dermaga Internasional - Panjang 1.000
Meter - Lebar 50 Meter - Kedalaman 10,5 Meter
·
Dermaga Domestik 1. Panjang 450 Meter 2.
Lebar 50 Meter 3. Kedalaman 7,5 Meter
2. Marshaling
Yard Tempat untuk menyusun barang yang siap bongkar dan muat dari kapal.
Lapangan ini terletak di dekat apron.
3. Container
Yard Lapangan yang digunakan untuk menangani/menyimpan petikemas yang
mengendap, PT. Terminal Petikemas Surabaya memiliki dua lapangan penumpukan
yaitu :
·
Lapangan Penumpukan Internasional
1. Luas 29 Hektar
2. Kapasitas 21,989 Hektar
·
Lapangan Penumpukan Domestik
1. Luas 9 Hektar
2.Kapasitas 5,650 Hektar
4. Container
Freight Service (CFS) Tempat yang ditunjuk pengirim barang untuk menyusun dan
membongkar barangnya dari peti kemas. PT. Terminal Petikemas Surabaya memiliki
CFS dengan spesifikasi yaitu :
1.
Luas Total 10.000 meter2
2.
Barang Berbahaya 6.500 meter
5. Maintenance
and Repair Shop Tempat untuk memperbaiki dan perawatan peti kemas.
6. Control
Tower Tempat untuk mengawasi kegiatan di Marshaling Yard dan Container Yard.
7. Ship
Planning Centre Pusat perencanaan muatan dan pembongkaran kontainer dari dan ke
dalam kapal.
8. Weighting
Bridge Jembatan timbang untuk menghitung berat peti kemas yang akan dimuat dan
dibongkar dari kapal.
9. Terminal
Operation System Terminal Operation System adalah sistem perangkat lunak
terpadu yang digunakan oleh PT. Terminal Petikemas Surabaya untuk
menintegrasikan monitoring aktivitas bongkar muat di pelabuhan secara real
time.
3.
Sarana dan Prasarana PT. Terminal Petikemas Surabaya
Untuk
menunjang kegiatan bongkar muat petikemas, maka Terminal Petikemas harus dilengkapai
dengan alat-alat bongkar muat (Subandi, 1993), Prasarana yang menjadi komponen
penunjang kegiatan bongkar muat yaitu :
1) Straddle
Carrier
Alat
ini lazim disebut Straddle Truck. Straddle Truck adalah alat bongkar muat
mekanis di dermaga yang disesuaikan untuk menangani peti kemas. Alat ini
dipergunakan untuk mengangkat muatan yang berukuran panjang seperti kayu atau
pipa. Straddle carrier ini dapat mengangkut peti kemas lebih dari 1 buah, dapat
digunakan di dermaga untuk memindahkan muatan dari railcar ke chassis truck dan
sebaliknya.
2) Forklift
Jenis
Forklift bermacam-macam. Forklift berukuran besar dapat digunakan untuk
mengangkat peti kemas dari lambung kapal ke chassis/ trailer, sedangkan
Forklift kecil digunakan untuk menyusun muatan atau membongkar peti kemas
(stuffing/stripping), PT. TPS memiliki Diesel Forklift sebanyak 4 Unit dan
Electric Forklft sebanyak 11 Unit.
3) Shore
Crane
Shore
crane juga disebut Quayside Crane, Portainer, Transtainer atau juga Shore
Gantry Spreader. Shoe crane adalah alat mekanis untuk memuat barang dari
dermaga ke kapal dan sebaliknya. Alat ini dapat berjalan di sepanjang dermaga
karena berdiri diatas kaki yang beroda, di atas rel atau dengan ban. PT.
Surabaya memiliki sebanyak 11 Unit.
4)
Floating Crane Floating Crane
merupakan
alat untuk mengangkut muatan, tetapi alat ini berjalan diatas air. Pada saat
ship gantry tidak mampu mengangkat muatan berat, maka bersama-sama dengan
floating crane muatan tersebut dapat dengan mudah diangkat.
5)
Sidelift Nama lain side lift adalah
sideloader yaitu truck yang secara khusus untuk mengangkat petikemas (bersusun
dua sampai tiga petikemas) yang berukuran 20- 40 kaki. Alat ini dilengkapai
dengan lift (alat pengangkat) yang letaknya disamping (sidelift). Kadang-kadang
lift-nya terletak dimuka dan ini disebut frontlift truck.Sidelift truk ini
sangat luwes untuk memindahkan muatan berupa petikemas di marshaling area untuk
menghindari kongesti. PT. TPS memiliki Sidelift sebanyak 1 unit.
6)
Roll Trailer Adalah alat pengangkut
petikemas dan muatan-muatan lain. Trailer ini dilengkapi dengan roda, ada yang
berjumlah 8 buah. Lantainya terbuat dari plat baja, kayu dsb.
7)
Yard Transfer Unit Alat ini berbentuk
traktor dan digunakan sebagai pelengkap dari forklift untuk memindahkan muatan
ke dan dari pinggiran dermaga. Alat ini juga dapat mengangkut petikemas
langsung ke lambung kapal untuk selanjutnya dimuat ke kapal dengan kran.
Petikemas tidak dapat disusun begitu saja seperti muatan umum. Petikemas harus
ditimbun jauh dari permuakaan tanah, dan perencanaan penyusunannya harus dibuat
sebelumnya. Jika petikemas akan ditimbun jauh dari permukaan tanah, hendaknya
diberi landasan (kaki) untuk memudahkan bongkar muat serta pemilihan petikemas
yang dikehendaki.
8)
Chassis Alat ini digunakan untuk
mengangkut petikemas dan jenisnya bermacammacam. Chassis dilengkapi dengan
adapter untuk mengunci kelengkapan sudut petikemas (corner fittings of the
container). Chassis ada yang mempunyai poros tunggal (single axled) dan ada
pula yang berporos ganda (twin axled). Ukuran panjangnya beraneka ragam, yang
normal biasanya 20 dan 40 kaki. PT. TPS memiliki sebanyak 110 unit.
4.
Pelayanan Petikemas Surabaya
Pelayanan
PT. Terminal Petikemas Surabaya PT. Terminal Petikemas Surabaya memiliki
layanan yang bisa diberikan kepada pelaku bisnis yang terdiri dari :
1) Layanan
Bongkar Peti Kemas Prosedur layanan pembongkaran petikemas adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan
: pelanggan harus melengkapi dokumen :
a) Master
Cable
b) CVIA
(Container Vessel Identification Advice = Pemberitahuan Identifikasi Kapal
Petikemas)
c) Statement
of Fact (Surat Pernyataan Keadaan)
d) Statement
Letter (email baplie file)
e) Import
Summary List (ISL = Daftar Ringkasan Impor)
f) Dangerous
Cargo List (Daftar Kargo Berbahaya)
g) Approval
from Harbor Master (Surat Ijin dari Syahbandar)
h) Reefer
List (Daftar Reefer)
i) Crane
Sequence List (Daftar Urutan Crane)
j) Discharge
Stowage Plan (Rencana Penyimpanan Pembongkaran)
k) Discharge
Bay Plan (Rencana Bay Pembongkaran
l) Manifest
m. Special Cargo List (Daftar Kargo Khusus)
m) Special
Cargo List (Daftar Kargo Khusus)
b. Yard
and Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan dan
Dermaga) memeriksa dokumen. Mereka mengadakan rapat harian, bersama dengan
Departemen Teknik, dengan Perusahaan Pelayaran, untuk merencanakan jadwal
layanan penanganan petikemas.
c. Vessel
Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan dan Dermaga)
memproses rencana pembongkaran ke dalam sistem komputer berdasarkan data yang
dikirimkan oleh Perusahaan Pelayaran lewat email, dan mencetak Discharge List
(Daftar Pembongkaran) dan menyerahkannya kepada Berth Operations (Operasi
Dermaga).
d. Berdasarkan
Discharge List (Daftar Pembongkaran), Berth Operations
Superintendent(Superitenden Operasi Dermaga) memerintahkan Operator CC, lewat
Petugas Tally Dermaga, untuk membongkar petikemas dari atas kapal dan memuatnya
ke atas chassis Head Truck, dan membawanya ke Lapangan Penumpukan Petikemas,
dan mengkonfirmasi posisi pembongkaran ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
e. Setelah
Head Truck tiba di Lapangan Penumpukan Petikemas, Yard Operations
Superintendent (Superintenden Operasi Lapangan) memerintahkan Operator RTG,
lewat Petugas Tally Lapangan, untuk menumpuk petikemas, dan mengkonfirmasi
posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix). Petugas Tally Lapangan
memerintahkan pengemudi Head Truck untuk kembali ke Dermaga untuk mengambil
petikemas selanjutnya yang akan dibongkar.
f.
Pada akhir shift, Petugas Tally Lapangan
melaporkan hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi Lapangan, sedangkan
Petugas Tally Dermaga melaporkan hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi
Dermaga.
2) Layanan
Pemuatan Petikemas Prosedur layanan pemuatan petikemas adalah sebagai berikut :
1. . Perencanaan, pelanggan harus
melengkapi dokumen:
a) Master
Cable
b) CVIA
(Container Vessel Identification Advice = Pemberitahuan Identifikasi Kapal
Petikemas)
c) Statement
of Fact (Surat Pernyataan Keadaan)
d) Export
Summary List (ESL = Daftar Ringkasan Ekspor)
e) Dangerous
Cargo List (Daftar Kargo Berbahaya)
f) Crane
Sequence List (Daftar Urutan Crane)
g) General
Loading Plan (Rencana Pemuatan Umum)
h) Loading
Bay Plan (Rencana Bay Pemuatan)
i) Manifest
2. Yard
and Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan dan
Dermaga) memeriksa dokumen. Mereka mengadakan rapat harian, bersama dengan
Departemen Teknik, dengan Perusahaan Pelayaran untuk merencanakan jadwal
layanan penanganan petikemas.
3. Berth
Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Dermaga) memasukkan data ke
dalam sistem komputer (baplie) yang telah menjalani pemeriksaan Bea Cukai
,berdasarkan rencana pre-penyimpanan, yang diterima dari Perusahaan Pelayaran,
dan mencetak Loading Work Quay (LWQ = Pekerjaan Pemuatan Dermaga), berdasarkan
data petikemas di dalam sistem komputer, dan menyerahkannya kepada Yard
Supervisor (Supervisor Lapangan) dan Wharf Supervisor(Supervisor Dermaga).
4. Berdasarkan
LWQ (Loading Work Quay), Yard Operations Superintendent(Superintenden Operasi
Lapangan) memerintakan Operator RTG, lewat Petugas Tally Lapangan, untuk
memindahkan petikemas dari Lapangan Penumpukan Petikemas, dan memuatnya ke atas
chassis Head Truck, dan membawanya ke Dermaga. Petugas Tally Lapangan
mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
Petikemas tersebut kemudian dimuat ke atas kapal berdasarkan data di dalam TMV
(Terminal Mounted Vehicle = Kendaraan yang Beroperasi di dalam Terminal).
5. Wharf
Supervisor (Supervisor Dermaga) memerintahkan Operator CC, lewat Petugas Tally
Dermaga, untuk memuat petikemas dari chass Head Truck ke atas kapal,
berdasarkan data yang telah direncanakan di dalam Loading List (Daftar
Pemuatan). Petugas Tally Dermaga
6. mengkonfirmasi
posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix). Petugas Tally Dermaga
memerintahkan pengemudi Head Truck untuk kembali ke Lapangan Penumpukan untuk
mengambil petikemas selanjutnya yang akan dimuat.
7. Pada
akhir shift, Petugas Tally Lapangan melaporkan hasil pekerjaan kepada
Superintenden Operasi Lapangan, sedangkan Petugas Tally Dermaga melaporkan
hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi Dermaga
3) Layanan
Penerimaan Petikemas Prosedur layanan penerimaan petikemas adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
pelanggan harus melengkapi dokumen:
a. Surat
Permohonan Penerimaan Petikemas
b. Penyediaan
Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar) untuk diserahkan
kepada Export Service Staff (Petugas Layanan Ekspor), dalam waktu 96 sampai
dengan 24 jam sebelum kedatangan kapal.
2. Petugas
Layanan Ekspor mencetak Job Order/CEIR (Container Equipment Interchange Receipt
= Tanda Terima Pergerakan Peralatan Petikemas) yang telah disetujui oleh Export
Superintendent (Superintenden Ekspor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan
kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkannya kepada pengemudi Head Truck
3. Pengemudi
Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk), bersama muatan petikemasnya dan
menyerahkan Job Order/CEIR serta salinan CTPS (Catatan Tanda Pengenal
Surveyor)/PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada Petugas Gate.
4. Petugas
Gate memeriksa keadaan fisik petikemas dan mencetak In-Gate Terminal Job Slip
(Lembar Kerja Terminal Gerbang Masuk), berdasarkan Job Order/CEIR, dan
mengembalikan lembar ke 3 dan 4 kepada pengemudi Head Truck.
5. Pengemudi
Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job dan Job Order/CEIR kepada Petugas
Tally Lapangan.
6. Petugas
Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari
chassis Head Truck ke Lapangan Penumpukan Petikemas di lokasi seperti yang
tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip. Petugas Tally Lapangan
mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
7. Pengemudi
Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job Slip dari Petugas
Tally Lapangan, bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkan
In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Out-Gate Staff
(Petugas Gerbang Keluar).
4) Layanan
Pengeluaran Petikemas Prosedur layanan pengeluaran petikemas adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
pelanggan harus melengkapi dokumen:
a) Surat
Permohonan Pengeluaran Petikemas
b) Surat
Asli Perintah Pengeluaran (DO = Delivery Order)
c) Penyediaan
Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar) untuk diserahkan
kepada Import Service Staff (Petugas Layanan Impor).
d) SPPB
= Surat Persetujuan Pengeluaran Barang dan Surat Pernyataan PP (Pencekalan dan
Pencegahan) dari Bea Cukai
e) Surat
Kuasa dari Importir
2. Petugas
Layanan Impor mencetak CEIR/Job Order yang telah disetujui oleh Import
Superintendent (Superintenden Impor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan
kepada Pelanggan. Pelanggan menyerahkan kepada pengemudi Head Truck.
3. Pengemudi
Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk) dan menyerahkan Job Order/CEIR
kepada In-Gate Staff (Petugas Gerbang Masuk).
4. In-Gate
Staff mencetak In-Gate Terminal Job Slip berdasarkan Job Order/CEIR dan
mengembalikan lembar ke 1 dan 2 kepada pengemudi Head Truck.
5. Pengemudi
Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR kepada
Petugas Tally
6. Lapangan.
Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas
dari Lapangan Penumpukan ke atas chassis Head Truck sesuai dengan posisi yang
tercantum dalam In-Gate Terminal Job Slip.
7. Pengemudi
Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job Slip dari Petugas
Tally Lapangan bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkanIn-Gate
Terminal Job Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Petugas Out-Gate, dan
Surat Pernyataan Pecekalan dan Pencegahan (PP) kepada Petugas Bea Cukai.
8. Petugas
Out-Gate mengkonfirmasi nomor polisi Head Truck dan nomor referensi kerja Head
Truck berdasarkan In-Gate Terminal Job Slip ke dalam sistem computer dengan
dilampiri lembar ke 1 CEIR kepada pengemudi Head Truck.
5. Pengertian Waktu Tunggu Kapal
Waiting Time WT adalah
waktu tunggu yang dikeluarkan oleh Kapal untuk menjalani proses kegiatan di
dalam area perairan Pelabuhan, bertujuan untuk mendapatkan pelayanan sandar di
Pelabuhan atau Dermaga, guna melakukan kegiatan bongkar dan muat barang di
suatu Pelabuhan. Misalnya, Kapal yang tengah mengantri di perairan Lampu I
mengajukan permohonan sandar kepada PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak
Surabaya pada pukul 10.30 WIB. Kemudian petugas pandu datang menjemput Kapal
pukul 11.30 WIB maka Waiting Time nya selama 1 jam. Jadi keterlambatan selama 1
jam dapat dikatakan sebagai waktu terbuang non produktif yang harus di emban
oleh pihak Kapal, pihak pengusaha pelayaran atau pengirim barang Shipper yang
telah menggunakan jasa fasilitas Pelabuhan, yang dikarenakan oleh faktor –
faktor tertentu di Pelabuhan.
Pelabuhan yang didalamnya terdapat terminal peti
kemas, berusaha memberikan layanan logistik peti kemas secara maksimal.
Perdagangan antar negara dengan menggunakan peti kemas terus mengalami
peningkatan yang luar biasa. Berbagai negara berlomba dalam membangun terminal
peti kemas modern yang dilengkapi dengan peralatan mutakhir, otomatisasi
sistem, peralatan keamanan yang canggih, layanan operasional yang cepat, dan
sumber daya manusia yang ahli di bidangnya. Kelancaran arus peti kemas di
pelabuhan merupakan salah satu faktor pendukung berkembangnya suatu daerah yang
secara langsung dapat berdampak pada perkembangan perekonomian daerah atau
wilayah setempat.
Terminal peti kemas
sebagai tempat transit antarmoda kapal dan truk peti kemas melakukan kegiatan
operasional terminal peti kemas/container terminal operation yang terdiri dari:stevedoring, cargodoring, dan receiving/delivery. Berikut definisi dari masing-masing proses
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan Perairan:
- stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang
dari kapal ke dermaga/ tongkang/ truk atau memuat barang dari dermaga/
tongkang/ truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal
dengan menggunakan derek kapal atau derek darat;
- cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang
dari tali/ jala-jala ( tackle) di dermaga dan mengangkut dari
dermaga ke gudang/ lapangan penumpukan barang atau sebaliknya;
- Receiving/delivery adalah pekerjaan memindahkan barang
dari timbunan/tempat penumpukan di gudang/ lapangan penumpukan dan
menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudang/ lapangan
penumpukan atau sebaliknya.
Logistik peti kemas
selanjutnya melibatkan moda transportasi darat baik itu truk maupun keret api
yang disebut dengan container drayage operation, dalam operasi ini truk akan melewati beberapa titik
pemberhentian diantaranya: terminal peti kemas (container
terminal), pabrik (factory), depo peti kemas kosong (empty
container depot), dan garasi truk
peti kemas (pool).
Operasional truk peti kemas drayage dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok
berdasarkan arahnya.
- peti kemas
yang telah dikirim dari daerah atau negara lain ke terminal untuk
selanjutnya dikirim ke pemilik barang atau pabrik disebut inbound; (mis: impor)
- sebaliknya,
peti kemas yang harus diambil di lokasi pemilik barang dan kemudian
dikirim ke terminal peti kemas untuk transportasi lebih lanjut disebut
(mis: ekspor)
KESIMPULAN
Ketepatan waktu pengiriman
barang serta biaya yang terjadi dalam suatu siklus logistik pengiriman barang
merupakan aspek yang menjadi perhatian bagi semua pihak, termasuk
pemerintah. Ketepatan waktu pengiriman barang serta biaya yang
terjadi tidak hanya dari sisiport operator (operator pelabuhan), customs (bea cukai), dan other government agency (OGA) tetapi juga melibatkan banyak
pihak dari pelaku usaha sebagai penyedia jasa logistik.
Alur logistik peti kemas
yang efektif dan efisien akan berpengaruh terhadap kelancaran arus barang dan
biaya yang sangat kompetitif. Untuk itu, diperlukan sistem logistik berbasis IT
dengan melakukan riset terhadap detik proses yang ada dan perlunya kolaborasi
antarstakeholder untuk
membangun sistem yang terintgrasi.
Sumber : https://www.tps.co.id/
DOKUMENTASI

VIDIO ➡️: KUNJUNGAN PT TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA
#bangganarotama
#narotamajaya
#thinksmart
#pebisnismudaindonesia
#wirausahanarotama
#narotamamendunia
#missmanagement
#sahabatayurai
Tugas Dosen
Nama : Fitria Wisnu Wardhani
NIM : 01218024
Dosen : Hj. I. G. A. Aju Nitya Dharmani, SST, SE, MM
Whatsapp : +6281357784547
Blog dosen : https://ayuraimanagement.blogspot.com/
Blog pribadi : https://mywisnuwardhani.blogspot.com/
Blog Universitas : https://narotama.ac.id/
Youtube Channel : Fitria Wisnu
Ig : @mywisnu_
Ig : @mywisnu_











Komentar
Posting Komentar